Kamis, 17 Juli 2014

Demokrasi, Negara dalam Pemilu



Demokrasi, antara Golput, Pilihan, dan Kekecewaan.


                Demokrasi, siapa yang tak kenal dengan itu. Suatu kata yang punya arti sempit dan luas, hampir seluruh orang di belahan dunia ini tahu yang namanya demokrasi. Ya, secara singkat demokrasi ialah kebebasan dalam mengutarakan pendapat, gagasan, ide untuk setiap orang khususnya dalam hal bernegara. Negara dengan sistem pemerintahan demokrasi menuntut warga negaranya agar bebas berpendapat demi kemajuan bangsa, mereka bisa berpartisipasi secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dam pembuatan hukum. Bisa mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya kebebasan politik secara bebas dan setara.
Berasal dari bahasa Yunani yaitu demos “rakyat” dan kratos “kekuasaan atau kekuatan” lahir pada abad ke-5 SM dan menjadi sistem pemerintahan pertama yang diterapkan di dunia yaitu Yunani lebih tepatnya di Athena dan kini telah berkembang pesat hingga ribuan tahun lamanya menyebar ke berbagai penjuru dunia. Istilah ini telah membawa perubahan yang besar dan mempengaruhi pola pikir manusia saat ini untuk selalu menuntut haknya. Negara yang menganut demokrasi akan selalu berbeda dengan negara dengan pemerintahan di luar itu seperti komunisme, liberalisme, feodalisme, dll.
            Negara demokrasi akan selalu mengalami perkembangan dibanding negara-negara sejenisnya yang tidak menganut sistem pemerintahan ini, negara kita Indonesia sudah menganut sistem demokrasi sejak tahun 1950 namun saat itu yang dianut ialah
1.      Demokrasi Liberal yang berdasarkan UUDS 1950 dan berakhir hingga 10 Juli 1959, selama 9 tahun lamanya rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 maka secara resmi Demokrasi Liberal  dibubarkan pada 5 Juli 1959 dengan keluarnya dekrit pembubaran Konstituante dan kembali berpijak pada UUD 1945.
2.      Demokrasi Terpimpin mulai berlaku sejak keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, namun tidak lama berlangsung dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan terancam kembali akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada  30 September 1965 dan bersamaan dengan turunnya Ir.Soekarno dari tahta Kepresidenan RI pada tanggal 11 Maret 1968.
3.      Demokrasi Pancasila mulai berlaku sejak digantikannya Ir.Soekarno menjadi Presiden oleh Presiden ke-2 RI Soeharto dan diterapkannya Demokrasi Pancasila ( Orba/Orde Baru ) dan untuk menegaskan bahwa model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi Pancasila. Berhasil bertahan dalam rentang waktu yang cukup lama yaitu 30 Tahun lebih namun akhirnya ditutup dengan peristiwa lengsernya Soeharto dari Tahta Kepresidenan pada 23 Mei 1998 yang meninggalkan segala krisis yang tidak stabil bagi negara.
4.      Demokrasi Reformasi adalah sistem demokrasi yang mulai berlaku sejak runtuhnya sistem Demokrasi Pancasila bersamaan dengan turunnya Soeharto dari kursi Kepresidenan dan kekuasaan sepenuhnya diserahkan oleh Wakil Presiden saat itu BJ Habibie pada 21 Mei 1998, pada masa inilah  berhasil lahir Pemilu secara demokrasi untuk pertama kali yaitu di tahun 1999 dan untuk kedua kalinya di tahun 2004 untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara demokrasi  sesuai dengan kehendak rakyat untuk memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta eksekutif. Dan demokrasi ini dapat bertahan hingga saat ini karena memang sistem yang dianutnya mengikutsertakan rakyat sebagai bagian dari demokrasi tersebut.
Namun dalam pelaksanaanya selalu saja ada masalah yang timbul dari setiap kebijakan yang ada salah satunya ialah Golput atau Golongan Putih ialah orang-orang yang bersifat netral dalam pelaksanaan demokrasi tersebut, tidak memberikan aspirasi, pendapat, ide, maupun gagasan di kehidupan bernegara. Padahal hal tersebut sangatlah penting mengingat rakyat adalah bagian paling penting dalam suatu demokrasi. Suatu negara demokrasi tidak akan maju dan berkembang apabila rakyatnya enggan memberikan aspirasi kepada negara. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat betapa pentingnya aspirasi mereka untuk kemajuan bangsa dan negara. Oleh sebab itu perlu diadakan sosialisasi tentang demokrasi kepada masyarakat, mungkin kita bisa melihat yang merupakan penyebab kurangnya pengetahuan betapa pentingnya demokrasi adalah rendahnya pendidikan masyarakat menyebabkan sikap apatis terhadap jalannya demokrasi dimana sikap cuek mereka terhadap bangsa dan negara.
Pilihan dalam demokrasi ialah kalangan atau seseorang yang diberi amanat dan dipilih untuk menjalankan tugasnya dalam menyalurkan aspirasi rakyat dan rakyat sudah sepenuhnya memberi kepercayaan untuk melaksanakan wewenang dan kewajiban dari rakyat dalam bentuk lembaga legislatif maupun eksekutif. Banyak kita lihat betapa gencar-gencarnya para calon anggota dewan, baik itu DPRD ( Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ), DPD ( Dewan Perwakilan Daerah ), maupun DPR RI ( Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ) yang berpusat di Jakarta. Mereka mulai berkampanye saat sedang masa Pileg ( Pemilihan Legislatif ) dengan bermodalkan janji-janji yang mempengaruhi rakyat dan berharap ingin melakukan perubahan. Jangan heran jika mereka-mereka yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif tidak hanya dari golongan menengah ke atas saja, ada yang dari seorang tukang becak yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat guna ingin mencoba peruntungan nasibnya, ada juga tukang ojek yang mencalonkan diri sebagai wakil rakyat juga. Bila dipikir secara baik, menjadi seorang wakil rakyat itu tidaklah mudah selain memerlukan dana yang tidak sedikit kemampuan mereka dalam menjalankan tugasnya juga patut dipertanyakan jikalau mereka nanti berhasil lolos dan menjadi wakil rakyat, apakah mereka akan menjalankan kewajibannya dan sesuai dengan janji yang mereka ikrarkan sebelumnya. Tidak kalah juga dari golongan artis-artis yang mencoba peruntungan dan sukses menjadi anggota legislatif, sebagai contohnya:
1.      Rieke Diyah Pitalokahttp://7.brta.in/images/2014-04/9d79201f94c77ec5108e969ee6496172.jpgAnang Hermansyah                                        5. Rieke Dyah Pitaloka ( Oneng )








2.      Eko Patriohttp://us.images.detik.com/content/2013/07/15/230/desdlm.jpgDesi Ratnasari                                     6. Eko Patrio







3.      Primus YustisioIkang Fawzi                                                     7. Primus Yustisio
http://marissahaque.blogdetik.com/files/2009/03/stiker-kampanye-ikang-fawzi-2009-11.jpg






4.      Nico Siahaandede yusufDede Yusuf                                                    8. Nico Siahaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar